2

Rama dan skateboard

Posted by Aisyah Barhutin on Tuesday, December 07, 2010 in

Anak pertama saya, Rama (7 th) beberapa bulan yang lalu meminta kami membelikannya PSP, tentunya para ibu dan bapak sudah tau semua yaa apa PSP ini,
karena, mungkin banyak yang senasib dengan saya ;-)
saya dan suami mengatakan bahwa kami tidak bisa membelikannya dalam waktu dekat ini karena harganya yang lumayan mahal,
bukan semata-mata karena nilai nominal saja, tapi kami ingin memberitahu dia secara tidak langsung, bahwa..dia tidak bisa mendapatkan sesuatu karena KEINGiNAN saja,
kami juga mengatakan, kalau dia ingin punya PSP, dia harus menabung dari uang jajannya,
dengan segera dia menjawab "OK!!" :-)

beberapa hari tanpa jajan dilalui dengan lancar,
melihat kesungguhannya, saya tergoda untuk membelikannya PSP saat itu juga,
*ibu yang mudah tersentuh*
tapi suami menahan saya
"kita harus lihat sampai kapan dia bisa konsisten!"
ow..okey...ujar saya dalam hati

esoknya, sepulang sekolah Rama bercerita pada kami,
bahwa teman-teman sekolahnya sedang gemar bermain dengan skateboard mini,
mainan plastik berbentuk skateboard, mirip dengan aslinya, rodanya bisa diganti-ganti, lengkap dengan obengnya,
"si mang yang jualan mainan di depan sekolah itu sampai kehabisan lho, mi!!" ujarnya sambil berapi-api..
"oya?? trusss..ada apa dengan itu??" kata saya
"mmmmm....aku mau jualan skateboard juga!!"
saya agak terkejut dengan pernyataan itu,
tapi lain hal dengan suami saya,
tanpa banyak bertanya, suami mengajak Rama ke toko grosir mainan dan membiarkan dia memilih jenis skateboard mana yang akan dia jual.

esoknya sebelum berangkat sekolah, abinya memberi 'instruksi' singkat kepada Rama,
harga skateboard ini sekian, jadi kalau mau punya untung harus dijual dengan harga lebih, untuk menarik pembeli harus jual lebih murah dari harga yang ditawarkan si mang..
"OK!!" ujarnya dengan mata berbinar-binar

sorenya, dengan setengah tidak sabar dia berteriak dari boncengan motor abi yang menjemputnya,
"Umi!!! aku dapat uang 42 ribu hari ini!! dengan dikurangi modal, artinya aku punya untung 12 rb!! aku simpan yang 12 rb, 30 ribunya aku mau belikan pesanan teman-temanku!!"
setengah bingung saya mencoba mencerna berondongan kalimatnya yang seperti petasan itu,
sambil tersenyum suami menjelaskan bahwa hari itu skateboard yang dibawa putra kami terjual habis, dan teman-temannya yang belum kebagian meminta agar dibawakan esok harinya.

penasaran dengan apa yang dia lakukan, saya bertanya bagaimana cara Rama menjual semua skateboard itu, apakah dia tawarkan kepada teman-temannya secara langsung..
"oh, enggak, mi...itu buang-buang waktu namanya..aku titipkan skateboard itu di kantin"
"kenapa??" tanya saya
"karenaaaa..semua murid pasti ke kantin kan?? jadi pasti ada kemungkinan semua liat ada skateboard dijual disitu. kalau harus aku tawarin ke satu persatu, kapan aku main sama teman-temanku??"

mmmm....good idea..batin saya

ingin tahu lebih banyak alasannya, saya bertanya lagi, untuk apa dia jualan skateboard, apakah dia tidak malu, dst
"kenapa harus malu?? aku kan tidak melakukan hal yang salah?? aku jualan skateboard itu karena aku pingin ngumpulin uang lebih cepat buat beli PSP, kalau cuma dari uang jajan aja, pasti lamaaaaaaa baru bisa ngumpul, dan aku jadi ngga bisa jajan di sekolah..tapi, kalau aku jualan kan aku bisa kumpulin uang lebih cepat dan aku bisa tetep jajan!!"

apa yang dikatakan putra saya itu mengingatkan saya pada kalimat Robert Kiyosaki,
'orang rata-rata melihat dari seberapa besar pendapatannya, lalu menekan pengeluarannya,
sedangkan orang sukses melihat dari sisi pengeluarannya, lalu meningkatkan pendapatannya'

Rama yang gampang sekali merasa lapar, tersiksa ketika ia harus menahan keinginannya untuk jajan,
disisi lain dia pun tidak ingin kehilangan kesempatan memiliki PSP,
tanpa menabung, ia tidak akan dapat PSP
dia tahu itu..
Yang kemudian Rama lakukan adalah mencari SOLUSI
bagaimana agar ia bisa menabung tanpa kehilangan uang jajan
Rama MELIHAT PENGELUARANNYA lalu ia memutuskan untuk MENINGKATKAN PENDAPATANNYA..
Rama memang belum pernah membaca buku Robert Kiyosaki
tapi dia sudah mempraktekkan teori yang bahkan belum ia ketahui,

Membahas hal ini dengan suami, saya merasa terharu, takjub dan bangga
di 7 tahun usianya, dia sudah belajar mencari solusi untuk dirinya sendiri
ah nak...
umi tahu kau istimewa sejak hari kau dilahirkan..
kau punya kemauan keras..
pendirian yang kuat..
teruslah begitu....
umi sayang Rama..

Copyright © 2009 Basya Mandaka, Love and Life All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.